PADANG -Sejumlah spesies binatang mamalia besar seperti gajah, harimau, badak, kijang dan berbagai jenis burung serta tumbuhan langka, yakni bunga bangkai Rafflesia yang terdapat di Pulau Sumatera, terancam punah. Ancaman kepunahan itu terjadi akibat eksploitasi besar-besaran sumber daya hutan.
Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dedy Darnaedi seusai menghadiri lokakarya Penentuan Daerah Kunci Biodiversitas Area Sumatera, di Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (18/1), ancaman tersebut terutama disebabkan, aktivitas manusia yang melakukan penebangan liar, eksploitasi sumberdaya alam besar-besaran. Apabila, terus dibiarkan, dikhawatirkan populasi binatang dan tumbuhan langka Sumatera itu hilang.
Dia berharap perlunya kesadaran semua pihak untuk bersama-sama bertanggung jawab moral secara nasional. ''Jangan sampai spesies itu hilang, kalau spesies itu punah, bukan hanya orang Sumatera dan Indonesia yang merasa kehilangan, tapi juga dunia akan kehilangan," ujarnya.
Lokakarya ini, diadakan atas kerjasama Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Andalas Padang, dengan LIPI, Conservation International, Wild Conservation Society (WCS), Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF), dan Departemen Kehutanan. Menurut Dedy, tingginya tingkat konversi lahan-lahan kawasan konservasi yang merupakan habitat spesies itu dengan peruntukan lain seperti daerah transmigrasi, akan semakin mengancam keberadaan spesies binatang tersebut.
Konservasi
Indonesia lanjut Dedy, dianggap sebagai negara yang kawasan konservasinya memiliki tingkat keterancaman kepunahan spesies binatang yang sangat tinggi. Dalam kaitan itu, saat ini Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) menjadi prioritas penanganan sebagai daerah kunci biodiversitas konservasi, sehingga bisa terbebas dari kepunahan spesies.
Selain di Sumatera, ancaman kepunahan berbagai spesies binatang juga terjadi di daerah Kalimantan. Tidak hanya karena penebangan hutan, eksploitasi seperti pertambangan minyak, batubara dan emas yang terpaksa dilakukan, meski berada di kawasan hutan konservasi, juga menyebabkan ancaman kepunahan.
Sementara itu, Perwakilan Conservation Internasional Padang, Ermayanti mengemukakan, saat ini Conservation International Indonesia dan LIPI telah mengidentifikasi sebanyak 47 titik kawasan diversitas kunci konservasi di Sumatera. Kawasan itu teridentifikasi mempunyai tingkat keanekaragaman yang tinggi, tetapi juga menghadapi tingkat keterancaman besar, seperti TNKS dan Siberut Mentawai.
Dikatakan, dengan lokakarya yang melibatkan unsur dari Perguruan Tinggi dari Sumbar, Jambi, Riau, Bengkulu dan Palembang serta sejumlah LSM, lembaga pemerintah dan peneliti dalam dan luar negeri ini akan dilakukan aksi dalam bentuk monitoring konservasi dan budidaya. Aksi dilakukan secara bersama dengan pengambil kebijakan, sebab semua mempunyai peranan masing-masing dan diharapkan terjadi jaringan kerja untuk mencegah terjadinya kepunahan berbagai spesies binatang dan tumbuhan
Komentar
Posting Komentar